Bumbu Kehidupan
Bukanlah
hidup namanya, kalau tidak bermasalah. Bukanlah seseoran dibilang sukses, kalau
tidak sanggup melalui berbagai rintangan. Bukanlah disebut menang , kalau tidak
dibuktikan dengan pertarungan. Alhasil, hidup ini penuh dengan permasalahan,
penuh perjuangan, peperangan, intrik dan keanekaragaman problematika, yang
semuanya diciptakan oleh Allah untuk menguji hamba-Nya yang beriman dan
bertaqwa.
Sebagaimana
firman Allah dalam surah al-baqoroh 155-157:
“
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan . Dan berikanlah kabar gembira bagi
orang-orang yang sabar: yaitu orang-orang yang ditimpa musibah, mereka
mengatakan ‘Innaa lillaahi wa inna ilaihi rooji’un ‘. Mereka itulah yang
mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”
Kalaulah
manusia mau merenung sejenak, meneliti dan memperhatikan diri, mulai dari ujung
rambut sampai ujung kaki, kemudian berfikir memisalkan sebuah kejadian yang
pahit, yang menimpa dirinya:
- Bagaimana persaan kita (terlebih kaum wanita) seandainya rambut yang indah ini tiba-tiba rontok dan kepala menjadi botak ?
- Bagaimana rasanya seandainya penglihatan kita yang tajam ini tiba-tiba menjadi buta dan tidak dapat melihat keindahan dunia ?
- Bagaimana rasanya jikalau telinga tertutup tidak bisa mendengarkan lagi alunan merdunya suara dan nasehat para ulama ?
- Bagaimana rasanya kalau hidung ini sudah tidak bisa dipakai lagi untuk mencium bau-bauan yang wangi ?
- Bagaimana seihnya seandaninya lidah dan mlut ini tidak lagi merasakan lezatnya makanan, dan tidak bisa berbicara menegakkan kebenaran ?
- Bagaimana kalau hidup tidak lagi ada masalah, pasti sunyi senyap dan sepi serta mati tak bergairah lagi.
- Bagaimana kalau otak dan hati tidak lagi bisa berfikir dan tidak bisa merenung lagi tentang kebesaran ayat-ayat Illahi Robbi.
Maka
kita akan segera tahu betapa nikmatnya semua perlengkapan anggota tubuh yang
kita miliki. Kita akan tahu betapa nikmatnya jika diukur dengan materi atau
dibeli dengan uang. Betapa tingginya nilai tersebut dan akhirnya kita
mengucapkan “Subhanallaah walhamdu lillaah walaa ilaaha illallaah allaahi
akbar”
Untuk
itulah, sudah seharusnya kita selalu bersyulut dan berterimakasih kepada Allah
SWT. Syukur atas semua rahmat dan karunia-Nya yang berlimpah ruah, yang Nampak
maupun yang tersembunyi dari kasat pandangan mata.
Sungguh,
kehidupan ini laksana balita yang selalu mendapat perhatian penuh dari orangtua.
Kita hidup selalu dalam perlindungan-Nya, dalam pengawasan-Nya, dan terlebih
dalam kasih sayang-Nya. Kehidupan kita ini telah diberi kebebasan oleh Allah,
disiapkan semua keperluan hidup, dari yang terkecil sampai yang paling besaar,
dari yang kita minta secara langsung maupun tanpa kita minta. Semuanya telah
Allah SWT persiapkan berlimpah ruah.
- Mau makanan ? bumi terhampar penuh dengan aneka tanaman dan tumbuh-tumbuhan, tinggal menggarap dan mengolahnya.
- Mau ikan ? ikan selaut tinggal menjaringnya / menangkapnya.
- Mau perhiasan ? perut bumi penuh dengan tambang dan aneka macam kekayaan, tinggal menggali dan mengolahnya.
- Mau air ? hujan dari langit mengucur dan dari bumi memancur.
- Mau udara ? angin berhembus tinggal mengirup, gratis pulaa
- Mau menikah ? banyak wanita dan lelaku tinggal memilih dan menikah secara Islam
- Mau uang ? bank banyak bertebaran tinggal mengajukkan kredit.
Pokoknya, semua yang diperlukan sudah ada, terseraah bagaimana kita
merenggutnya.
Maha
besar Allah. Siapa orangnya yang mengingkari semua nikmat tersebut ? Hanya
orang-orang yang tidak normal saja yang tidak mau bersyukur kepada Allah
Subhanahi Wata’ala.
Bukankah
Allah juga telah membelalakkan mata kita untuk membuka dan mencoba mengitung
nikmat dan karunia-Nya ? Sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 18:
“
Dan jika kamu menghitung-hitungnya nikmat Allah, pasti kamu tidak dapat
menentukan jumlahnya”
Sungguh
mikmat Allah berlimpah ruah dan sayang-Nya tiada tara.
Wahai
saudaraku sebangsa dan setanah air ! Mari sejenak kita merenung kembali
bagaimana cara kita menghargai sebuh kenikmatan Illahi Robbi ?
Kita
akan tahu persis harga sebuah kenikmatan, manakala kita sedangn mendapatkan
masalh atau cobaan. Contoh:
- Dalam beribadah kepada Allah kita akan bersantai-santai saja kalau tidak ada masalah. Tetapi begitu mendapat masalah, kita akan banngun malam melakukan sholat, beristighfar, menangis dan meminta pertolongan dari Allah. Disini kita akan rasakan betul betapa nikmatnya beribadah / berhubungan dengan Allah.
- Ketika kenyang, masakan Eropa, Amerika, Jepang dan sebagainya tidak membuat kita tergiur. Tetapi manakala kita ditengah perjalanan mendapatkan masalah perut lapar, maka nasi uduk akan terasa nikmatnya.
- Ketika uang banyak, kita akan membeli apa saja yang sebenarnya belum tentu ada manfaatnya, tetapi begitu uang habis kita jatuh sakit. Maka kita akan tahu betapa nikmatnya sehat dab perlunya uang untuk ditabung/ disimpan.
Dari
contoh-contoh masalah diatas dan masalah-masalah kehidupan yang lain, kita akan
tahu bahwa permasalahan itu sendiri hakekatnya adalah bumbu kehidupan yang
memperlezat kenikmatan. Karena memang duni dan isinya ini diciptakan Alah
dengan berpasang-pasangan dan berlawan-lawanan sekaligus dihadapkan dengan
bermacam-macam permasalahan.
- Ada jiwa yang fujur / jahat, jiwa berontak / dinamis, bagus tidak apa…, karena polisi akan berperan dan ulama menjadi harapan
- Ada kematian, bagus… pengurangan penduduk, karena penduduk sudah terlalu banyak dan lapangan pekerjaan terbatas
- Ada penyaki, bagus… karena obat laku dan dokter tidak menganggur serta perusahaan farmasi maju
Bagi
orang yang beriman, semua bagus. Dengan selalu ada masalah itu, maka hidup akan
menjadi dinamis, tidak beku dan mati. Denggan masalah, dunia ini akan terasa
indah selama dihadapi dengan (Tegar,
Optimis, Prima dan Percaya Diri) dan di
dasari dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
Ingatlah
cobaan/masalah hidup ini akan dicobai dengan keindahan/keberhasilan/kesuksesan,
seperti:
Rumah bertingkat
Mobil mengkilat
Pangkat tinggi, meja basah
Kedudukan yang empuk
Rumah lapang
Permadani/karpet terkembang
Sawah/kebun membentang
Makanan terhidangn
Dengan udang rendang
Disudut-sudut rumah ada kembang
Uang banyak di bank
Kemana pergi dengan kapal
terbang
Istri, anak cucu bergembira riang
Tetapi
ingat, itu adalah cobaan. Tidak sedikit orang yang dicobai dengan yang
baik-baik akhirnya:
Masuk jurang
Tidak mau sembahyang
Hidup tidak tenang
Suami mata keranjang
Bertindak sewenang-wenang
Istri curang
Berperang garang
Anak cucu jadi pembangkang
Hidup tak lagi berkasih sayang
Rumah tangga centang-perana
Hidup bagaikan laying-layang
Menurutkan angina kemana terbang
Akhirnya jatuh menggantung tiang
Meninggal dengan derita yang panjang
Namun
bagi orang yang beriman dan bertaqwa, hidup ini penuh dengan keindahan, karena
semuanya dihadapi dengan BERDZIKIR dan BERDO’A serta USAHA/BERJUANG.
Salah
satu diantaranya, cobalah fahami dan amalkan Surah Al-Kautsar yang isinya:
- Allah telah memberi segala sesuatu yang banyak
- Dari itu, dirikan sholat
- Kemudian berqurban dan berusaha
- Yakinlah bahwa orang yang memutus atau merusak engaku pasti ambruk rusak